Selasa, 23 Desember 2008

Logika

Secara harfiah Logika berasal dari kata ‘Logos’ dalam bahasa Latin yang berarti perkataan atau sabda. Dalam bahasa Arab dikenal dengan kata ‘Mantiq’ yang artinya berucap atau berkata.
Logika adalah adalah ilmu pengetahuan dan kecakapan untuk berpikir lurus (tepat).
Logika berkaitan dengan penelaahan terhadap metode penalaran secara benar. Bahwa logika teramat penting dalam proses komunikasi, jelas karena suatu pemikiran harus dikomunikasikan kepada orang lain, dan yang dikomunikasikan itu harus merupakan putusan sebagai hasil dari proses berpikir logis (yang berarti mengadakan seleksi diantara fakta dan opini, untuk kemudian menyusunnya menjadi suatu kesatuan yang utuh, tidak bertentangan dengan satu sama lain). Dalam arti luas berpikir sesuai dengan kebenaran dan rasional.
“seseorang hendak bicara atau menulis dengan tepat, ia harus memperhatikan hukum-hukum gramatika(tatabahasa). Dan jika hendak berpikir tepat, harus memperhatikan hukum-hukum logika pula”. (M. Sommer)

Contoh hukum logika

‘A’ tidak mungkin menjadi Non ‘A’ pada saat yang sama dan definisi yang sama.
‘A’ bisa berupa apa saja. Berdasarkan hukum ini siapapun di dunia ini yang masih waras tidak dapat merujuk kepada sebuah mobil dan mengatakan ”Ini mobil saya dan ini bukan mobil saya” kecuali ada dua mobil yang berbeda atau kalau frase ‘mobil saya’ memiliki dua definisi berbeda. Nah, apabila memang manusia lebih besar daripada hukum logika, maka manusia dapat saja mengatakan hal yang paling bodoh seperti yang dikatakan di atas dan dianggap benar.
Kebodohan, kekonyolan, dan ketololan seperti ini ditemukan dalam dunia penipu dan pencuri serta perampok. Mungkin orang yang mengatakan bahwa ‘manusia lebih besar dari pada logika’ tidak akan dapat menerima apa yang saya tulis, tetapi itu adalah efek yang tidak dapat dielakkan dari pandangannya tersebut. Tanpa hukum logika tidak mungkin membedakan sesuatu yang benar daripada yang tidak benar.
Saya masih tidak tergoyahkan oleh pandangan yang mengatakan bahwa hukum logika lebih besar daripada manusia. Saya berpendapat bahwa hukum logika lebih besar daripada manusia dan manusia harus tunduk kepada hukum logika.
Walaupun dalam Alkitab tidak secara eksplisit mengatakan sesuatu mengenai hukum logika, tetapi hukum – hukum logika diasumsikan sebagai benar. Sebagai contoh, Alkitab mengatakan “Jangan berzinah”. Kalau memang hukum kontradiksi tidak berlaku atau kalau manusia lebih besar daripada hukum kontradiksi misalnya, maka perintah “Jangan berzinah!” sama saja dengan mengatakan “Berzinahlah sepuas – puasnya!”.
Yang menjadi masalah di antara orang kristen (dan juga orang – orang non kristen) adalah mereka sering mengacaukan hukum logika dengan filsafat – filsafat tertentu misalnya filsafat materialisme dan naturalisme yang mengatakan bahwa tidak ada supranatural. Nah, bagi orang Kristen penolakan terhadap supranatural adalah sesuatu yang bertentangan dengan Alkitab karena Alkitab mengatakan keberadaan hal yang demikian benar – benar ada. Menurut Gordon Clark, logika adalah ilmu untuk mencapai kesimpulan yang syah dimana kesimpulan yang syah adalah kesimpulan yang diharuskan oleh premis. Jadi logika tidak secara melekat menolak supranatural. Yang menolak supranatural adalah filsafat – filsafat tertentu bukan logikanya sendiri.

Berpikir logika

Pikiran merupakan perkataan dan logika merupakan patokan, hukum atau rumus berpikir. Logika bertujuan untuk menilai dan menyaring pemikiran dengan cara serius dan terpelajar serta mendapatkan kebenaran terlepas dari segala kepentingan dan keinginan seseorang, yang bersangkutan kepada pengetahuan merupakan hasil dari aktivitas berpikir yang menyelidiki pengetahuan yang berasal dari pengalaman-pengalaman konkret, pengalaman rasional, fakta, objek-objek, kejadian-kejadian atau peristiwa yang dilihat atau dialami. Logika bertujuan untuk menganalisis jalan pikiran dari suatu penalaran/pemikiran/penyimpulan tentang suatu hal.

0 komentar:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More